Apa Maumu?



Mau, Ingin, Hendak, Harapan, Hasrat, memiliki pengertian tentang sesuatu hal yang didambakan akan dicapai oleh kita kelak. biasanya keinginan muncul dari kelemahan kita dan selalu yang jadi patokan yang tidak ada dalam diri kita dan itu dirasa kurang dibanding orang lain. Dalam arti berkaca pada orang yang lebih dari kita. Misal kita ingin kaya karena kita merasa sekarang miskin, kita ingin pintar karena merasa sekarang masih bodoh dan seterusnya.
Berdasar pada firman allah SWT bahwa allah tidak merubah nasib suatu kaum kecuali mereka yang mengusahakannya, maka usaha menjadi suatu keharusan meskipun hasil allah yang menentukan. Teori motivasi sebuah kepantasan menyatakan bahwa tugas kita adalah mempersiapkan diri kita sesuai dengan apa yang kita inginkan. contoh kecil kita ingin pintar pantasnya kita disebut pintar adalah nilai IPK tinggi, wawasan luas, dan lain-lain maka untuk mencapai kepantasan tersebut kita perlu belajar, banyak baca dan cari-cari informasi.
Kepantasan ditentukan dari dua sisi yakni dari diri kita dan dari diri orang lain. Merasa diri terlalu pantas sebetulnya elek nanti menyebabkan kita kepedean yang lebih baik adalah dipantaskan oleh orang lain karena kada yang menentukan pantas tidaknya bukan kita tapi orang lain atas izin dari allah SWT. Contoh sederhana kita telah berupaya memantaskan diri sebagai seorang sarjana, kita telah berupaya melalui proses pendidikan sesuai dengan yang diwajibkan. kita juga telah berupaya menguasai bidang kita dan telah diuji penguasaan kita oleh penguji. lalu siapa yang menentukan kita pantas menjadi sarjana? jawabannya adalah Allah melalui tangan para penguji, fasilitasi BAAK/Karyawan dan lain-lain. Coretan nilai dari dosen dan pengui bantuan informasi dari karyawan, fasilitasi administratif dari BAAK membantu kita memantaskan sebagai seorang sarjana.
Jika berkenaan dengan kepantasan dari sisi penguasaan ilmu hal ini sangat relatif ukurannya seperti ditanya juga tentang seberapa kaya, seberapa pintar, sudah dewasakah, dan lain-lain.
Jelaslah sudah bahwa semuanya harus ada proses yang dilalui dengan berlandaskan pada firman allah bahwa dibalik kesusahan ada kemudahan dan tidak akan diberikan cobaan melebihi kemampuan hambanya akan menuntun kita paa perilaku optimis dan positive thingking. jika kita telah berupaya semaksimal mungkin terus tidak mendapat hasil, berarti allah memberikan yang terbaik bagi kita bahwa yang kita inginkan itu tidak baik untuk kita.
Allah yang membuat kita tentu allah mengerti siapa kita, seperti doktor enginering toyota maka dia tahu betul bagaimana kelebihan dan kelemahan mobil-mobil toyota. begitupun dengan Allah sehingga yang kita anggap baik dan kita inginkan belum tentu semuanya dipenuhi oleh allah. dan kita juga harus percaya bahwa jika sudah allah kehendaki, semuanya akan dicapai dengan apa saja jalannya.
Mungkin bagi sebagian orang yang tidak ingin berkerja keras akan menganut paham bahwa "jika harus terjadi maka terjadilah", "yo wis lah, wong klo harus lulus nanti juga ada jalannya", dll. pemahaman ini betul akan tetapi sesuatu harus diupayakan dan jangan membawa kita ke pemahaman pesimistis.
Kita sudah ketahui konsep teori manjadda wajadda, hemat pangkal kaya, rajin pangkal pandai, ini kan bisa dibalikan teori ini ketika kita boros ya kemungkinan kaya kurang meskipun ada orang boros tapi tetap kaya, tergantung seberapa kadar borosnya dan seberapa kadar kayanya. kita jumpai juga ada yang tidak berusaha tiba-tiba dapat undian mercedes benz kemudian mendadak kaya, akan tetapi hal seperti ini jarang2 terjadi bukan?
So.. mau jadi apa diri kita, mari berusaha semaksimal mungkin dan kemudian menyerahkan hasilnya pada Allah SWT.
Semoga bermanfaat

Rudy_Bogor

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama